Senin, 16 Januari 2012

HEPATITIS





BAB I
A.    PENDAHULUAN
1.      Defenisi
a.    Penyakit
         Hepatitis merupakan  penyakit infeksi  yang penyebarannya  luas dalam tubuh, walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati. Telah ditemukan  5 kategori virus  yakni virus hepatitis A s/d E dimana masing-masing agen memiliki  gambaran klinis yang  mirip, yang apat bervariasi  dari keadaan subklinis  tanpa   gejala  hingga keadaan  infeksi akut yang fatal (Sylvia and Lorraine, 1994).
         Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
         Hepatitis adalah infeksi akut sistemik oleh virus  disertai  nekrosis  dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan perubahan  klinism, biokimia serta seluler yang khas. Sampai saat ini  sudah ada teridentifikasi  lima type hepatits dan  masih terdapat  bukti adanya  virus-virus hepatitis lainnya (Brunner and Suddarth, 2001).
         Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
        


b.   Herbal 
Herba atau Herbal ialah sesuatu yang di ciptakan alam yang bermanfaat sebagai suplemen untuk mengembalikan fungsi dari kinerja organ tubuh yang sudah menurun produktifitasnya serta belum tersentuh produk produk kimia atau zat sintetis sejenis lainnya sehingga aman untuk digunakan sehingga produk herbal tidak memiliki kadaluarsa.
Bahkan Hippocrates (Bpk. Kedokteran) pun mengatakan bahwa hanya alam yang mampu memperbaiki dan sesuai dengan kondisi tubuh manusia. itu sebabnya peranan pengobatan secara alami dengan menggunakan Herbal dipercaya sebagai pengobatan yang paling sesuai karena dapat menyelaraskan fungsi tubuh manusia yang sakit dan mengembalikan vitalitasnya.
Herba atau Herbal ialah tanaman yang bermanfaat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit, Herba adalah tanaman/tumbuhan yang memiliki kegunaan untuk kepentingan medis dan semacamnya, tanaman herba memiliki macam ragam kegunaan termasuk untuk kuliner, pengobatan dan bahkan aktivitas spiritual).





B.        LATAR BELAKANG
1.      Data
Puluhan siswa SMKN 2, Sawangan, Depok, Jawa Barat positif terkena penyakit hepatitis. Para siswa tersebut terkena penyakit tersebut secara massal sejak dua pekan terakhir, Sedikitnya sesuai data Dinas Pendidikan Kota Depok terdapat 68 siswa yang positif mengidap hepatitis. Kejadian berawal saat seluruh siswa merasa lemas-lemas. Tak lama kemudian, mata mereka terlihat kuning. Selanjutnya, seluruh siswa mengikuti uji kesehatan oleh Dinas Kesehatan. Ternyata dari 100 siswa yang diperiksa, 68 di antaranya positif mengidap hepatitis. tetapi hanya 30 siswa, tapi awalnya waktu dites banyak bisa seratusan, memang besok diliburkan, tetapi bukan karena itu, tetapi banyak kegiatan, tetapi saya tegaskan ini bukan hepatitis B, tapi hepatitis A,” tandas Empong (ugo.2011 )
2.      epidemiologi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari dua miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B dengan angka kematian 250 ribu orang per tahun dan 170 juta penduduk dunia mengidap hepatitis C dengan tingkat kematian 350 ribu orang per tahun.        Hepatitis baru menjadi perhatian internasional secara serius sejak tahun 2010 yang menetapkan Hari Hepatitis Dunia. Kondisi ini yang membuat kemajuan dalam hal pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut masih lambat, khsusnya di negara berkembang.  Jumlah penderita hepatitis di Indonesia diperkirakan sebanyak 30 juta orang yang mengidap penyakit hepatitis B dan C.

3.      Demografi
Ahli kesehatan dari Divisi Hepatologi, Depatemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ali Sulaiman memperkirakan sejumlah 13 juta penduduk Indonesia mengidap hepatitis B dan empat juta penduduk lainnya menderita hepatitis C.“Di Indonesia, hepatitis termasuk salah satu penyakit berbahaya sehingga termasuk dalam lima imunisasi yang biayanya digratiskan pemerintah selain BCG, DPT, polio dan campak,” ujar Ali Sulaiman.Di dunia, virus hepatitis telah menyerang hingga dua miliar penduduk dan saat ini diperkirakan 400 juta penduduk sedang terinfeksi oleh hepatitis B dan sekitar 170 juta menderita infeksi hepatitis C. Sementara itu, peringatan Hari Hepatitis sedunia, 28 Juli di Indonesia akan dipusatkan di Yogyakarta, yang merupakan daerah dengan jumlah penderita tergolong tinggi. "Pemilihan lokasi di Yogyakarta juga karena pelaksanaan imunisasi hepatitis di daerah itu sangat bagus, bahkan melebihi target yaitu hingga 104,5 persen," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Adhitama


BAB II
A.                PEMBAHASAN
1. Gejala klinis
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya. Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :
a.    Gejala-gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah, dan diare.
b.   Demam, BB turun, lekas lelah.
c.    Asites.
d.   Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
e.    Hidrotoraks dan pada keadaan lebih lanjut terjadi edema tungkai bawah yang disebabkan terutama oleh produksi albumin yang kurang didalam parenkim hati yang telah rusak (edema hipoalbuminemia).
f.    Hepatomegali, bila telah lanjut htai dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis didapati adanya demam, ikterus, dan asites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab lain, dikatakan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan timbulnya prekoma dan koma hepatikum.
g.   Kelainan pembuluh darah seperti kolataerl-kolateral di dinding abdomen dan toraks, kaput medusa, wasir, dan varises esofagus.
h.   kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu :
i.     Impotensi, atrofi testis, ginekomastia, hilangnya rambut aksila, dan pubis.
j.     Amenore, hiperpigmentasi areola mamae.
k.   Spider nevi dan eritema.
l.     Hiperpigmentasi
m.  Jari tabuh

2. Pemeriksaan fisik
            Pemeriksaan fisik yang khas pada pasien dengan hepatitis antara lain:
Spider naevi
Eritema Palmaris
Ginekomastia
Fetor hepatikum
Splenomegali
Ascites
Ikterus
venektasi

3. Pemeriksaan penunjang
a).  Pemeriksaan Laboratorium
Perlu diingat bahwa tidak ada pemeriksaan uji biokimia hati yang dapat menjadi pegangan dalam menegakkan diagnosa Sirosis Hati.
1)      Darah
Bisa dijumpai Hb rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom makrositer. Anemia bisa akibat hipersplenisme dengan leukopenia dan trombositopenia. Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik.
2). Kenaikan kadar enzim transaminase / SGOT, SGPT tidak merupakan petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati. Kenaikan kadarnya dalam serum timbul akibat kebocoran dari sel yang mengalami kerusakan. Peninggian kadar gama GT sama dengan transaminase, ini lebih sensitif tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan laboratorium bilirubin, transaminase dan gama GT tidak meningkat pada sirosis inaktif.
3). .Albumin. Kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan sel hati yang kurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan tanda kurangnya daya tahan dalam menghadapi stres seperti tindakan operasi.
4).  Pemeriksaan CHE (kolinesterase) penting dalam menilai kemampuan sel hati. Bila terjadi kerusakan sel hati kadar CHE akan turun, pada perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai CHE yang bertahan di bawah normal mempunyai prognosis yang buruk.
5). Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam diet. Dalam hal ensefalopati, kadar Na kurang dari 4 meg/l menunjukkan kemungkinan telah terjadi sindrom hepatorenal.
6).Pemeriksaan marker serologi pertanda virus seperti HbsAg/ HbsAb/, HbeAg/ HbeAb, HBV DNA, HCV RNA, adalah penting dalam menentukan etiologi sirosis hati. Pemeriksaan AFP (alfa feto protein) penting dalam menentukan apakah telah terjadi transformasi kearah keganasan. Nilai AFP yang terus naik mempunyai nilai diagnostik untuk suatu hepatoma/ kanker hati primer. Nilai AFP . 500-1000 mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati primer.
 b.  Pemeriksaan jasmani
1).  Hati
Perkiraan besar hati, pada awal sirosis, bila hati mengecil artinya prognosis kurang baik, besar hati normal selebar telapak tangannya sendiri (7-10 cm). Pada sirosis hati, konsistensi hati biasanya kenyal/ firm, pinggir hati tumpul pada perabaan hati.
2)      .Limpa
Pembesaran limpa diukur dengan dua cara :
a). Schuffner. Hati membesar ke medial dan kebawah menuju umbilikus (S        IIV) dan dari umbilikus ke sias kanan (S V-VIII).
b).   Hacket, bila limpa membesar kearah bawah saja (H I-V).
3). Perut dan ekstra abdomen
Pada perutb diperhatikan vena kolateral dan asites
c.  Pemeriksaan penunjang lainnya
1).  Radiologi
Dengan barium swallow dapat dilihat adanya varises esofagus untuk konfirmasi hipertensi portal.
2).   Esofagoskopi
Dengan esofagoskopi dapat dilihat varises esofagus sebagaikomplikasi sirosis hati/ hipertensi portal. Kelebihan endoskopi ialah dapat melihat langsung sumber perdarahan varises esofagus, tanda-tanda yang mengarah akan kemungkinan terjadinya perdarahan (red color sign/ RCS) berupa chery red spot, red whale marking, kemungkinan perdarahan yang lebih besar akan terjadi bila dijumpai tanda diffus redness. Selain tanda tersebut dapat dievaluasi besar dan panjang varises serta kemungkinan terjadinya perdarahan yang lebih besar.
3). Ultrasonografi
Pada saat ini pemeriksaan USG sudah mulai dilakukan sebagai alat pemeriksaan rutin pada penyakit hati. Diperlukan pengalaman seorang sonografi karena banyak faktor subyektif. Yang dilihat pinggir hati, permukaan, pembesaran, homogenisas, asitesd, splenomegali, gambaran vena hepatika, vena porta, pelebaran saluran empedu/ IHBD, daerah hipo atau hiperekoik atau adanya SOL (space occupying lession). Sonografi bisa mendukung diagnosis sirosis hati terutama stadium dekompensata, hepatoma/ tumor, ikterus obstruktif batu kandung empedu dan saluran empedu, dll.
            4). Tomografi komputerisasi
Walaupun mahal sangat berguna untuk mendiagnosis kelainan fokal, seperti tumor atau kista hidatid. Juga dapat dilihat besar, bentuk dan homogenitas hati.
6). Angiografi
Angiografi selektif, seliak gastrik akan spleno fotografiterutama pengukuran tekanan vena porta. Pada beberapa kasus prosedur ini sangat berguna untuk melihat keadaan sirkulasi portal sebelum operasi pintas dan mendeteksi tumor atau kista.

4. Diferensial diagnosis
1. Demam tifoid
2. Malaria
3. DHF

BAB III
A. MANAJEMEN PENANGANAN
1. Penanganan secara medis
a. Pencegahan
1)   Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
2)   pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b. Obat-obatan terpilih.
1).Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
Contoh :
-Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6 jam.
-Interveron, hanya diberi pada kasus –kasus agak berat.
-Starting dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti sesudah 6 minggu.
2). Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3). Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
4). Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
5). Roboransia.
6). Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7). Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8). Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asa           

2.      Penanganan asuhan keperawatan
A.          Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnyakerusakan/
         gangguan hati
1.      Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
2.      Sirkulasi
Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3.      Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna tanah liat
4.      Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
5.      Neurosensori
Peka terhadap rangsang
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6.      Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7.      Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
8.      Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan





B.     Diagnosa  keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1.         Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2.         Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3.         Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar
4.         Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5.         Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
6.         Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
C.    Intervensi keperawatan
a.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
a)   Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2). Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
3). Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
 R/       akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
4). Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
 R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
5).Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
 R/       glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
b.   Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
1). Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat  
digunakan untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
2). Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
-          Akui adanya nyeri
-          Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
3).Berikan informasi akurat dan
-          Jelaskan penyebab nyeri
-          Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
4). Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.

c.        Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
1). Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi


2). Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/  dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
3).Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
4).Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

d.                               Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
1). Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
2). Sarankan klien untuk tirah baring
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.
3). Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-
kemampuan dan minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
4). Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu
puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan
5). Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap
asertif, teknik relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
e.          Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
Hasil yang diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
1). Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
-          Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
-          Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf

2). Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan
dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi
3). Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan
kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
4). Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan           
f.          Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan :
            Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
1). Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh
-          Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
-          Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
-          Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/  pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis


2). Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh
dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit
3). Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga
dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
4). Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan
yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi  
3. Penanganan Terapi Herbal
1) PARE
a. komposisi herbal
Buah pare mengandung setidaknya tiga senyawa bioaktif yang berbeda : charatin, peptida mirip insulin dan alkaloidyang memiliki kemampuan untuk menurunkan tingkat gula darah dalam tubuh. Sebuah penelitian oleh Institut Jawaharial Nehru, India, telah membuktikan bahwa buah pare meningkatkan sensitivitas insulin. Mengkonsumsi 100 mg buah pare menghasilkan efek sebanding dengan 2,5 mg obat anti diabetes glibenclamide
b. khasiat lain
a). Melawan sel kanker    
Penelitian yang dilakukan di Jepang sebagaimana dimuat dalam majalah Kenko edisi September 2003 lalu, membuktikan bahwa pare dapat digunakan untuk melawan sel kanker
b)      Menurunkan kadar gula
Penurunan kadar gula ini didapat karena hasil kerja dari zat yang memiliki kesamaan dengan insulin yang terkandung di dalam biji pare.
c). Antioksidan
      Antioksidan bekerja untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan zat yang dapat menyebabkan luka pada sel dan menyebabkan pengasam, memicu pembentukan sel kanker, mempercepat penuaan
c. cara pembuatan ramuan    
segenggam daun pare segar -    satu cangkir air matang -    garam secukupnya Cara Membuat Cuci bersih daun pare dan bilaslah dengan air matang. Tumbuklah daun sampai halus sambil ditambah air satu cangkir. Aduk sampai merata dan tambahkan sedikit garam. Saringlah ramuan itu dan minumlah pada pagi hari sebelum makan. Catatan: Resep ini jangan digunakan bila sedang hamil karena dapat menyebabkan keguguran.





2). TOMAT
a. komposisi herbal   
Di dalam Tomat terdapat kandungan alkaloid slonain (0.007%), sapinin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid, protein, lemak, gula, adenin, trigolin, holin, tomatin, mineral, vitamin, histamin
b. khasiat lain
a). meningkatkan kekebalan tubuh
a)       Membantu menurunkan resiko gangguan jantung.
b)       Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan.
c)       Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.
d)       Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia (age-related macular degeneration).
e)       Mengurangi resiko radang usus buntu.
f)        Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.
g)       Mengobati diare.
h)       Meningkatkan jumlah sperma pada pria.
i)         Memulihkan fungsi lever.
c. cara pembuatan ramuan
dua buah tomat masak -    gula pasir secukupnya Cara Membuat Setelah dicuci, potong-potonglah buah tomat untuk dijadikan jus. Namun, bila tidak mempunyai alatnya, buah tersebut bisa direbus dengan air secukupnya. Setelah mendidih, lumat atau giling, kemudian diperas. Air perasan ditambahi sediki gula baru kemudian diminum dua kali sehari
3).  MENGKUDU
a. komposisi herbal
Kandungan kimia pada tumbuhan ini antara lain, metilasetil ester, asam kapril, morinda diol, soranyidiol, morindin, dan morindon. Beberapa kepustakaan menyatakan adanya morindin dalam kulit akar dan kulit batang. Para pakar juga menyatakan, morindin merupakan suatu glikosida turunan antrakinon dengan struktur formula C26H28O14, senyawa yang mengalami hidrolisi menjadi morindon dan gugus gula. Namun, belum ada kesamaan pendapat antara peneliti satu dan lainnya mengenai morindin
b. khasiat lain
a)      Sistem pencernaan: Perut kembung, luka pada usus halus, radang lambung, muntah-muntah dan keracunan makanan.
b)      Sistem pernapasan: Batuk, bronchitis, sakit tenggorokan, TBC, kolera, demam pada bayi, sinusitis, asma.
c)      Sistem kardiovaskular: Kolesterol tinggi, penebalan otot jantung, meningkatkan transportasi oksigen di dalam sel.
d)     Penyakit kulit: Luka bakar, luka, kudis, bisul, selulit, cacing kulit, ketombe, kurap, dan radang pada kulit, borok pada kulit, serta masalah-masalah pada kulit lainnya.
e)      Mulut dan tenggorokan: Radang tenggorokan, gusi berdarah, batuk, sariawan, sakit gigi.
f)       Gangguan menstruasi: Sindrom pra-menstruasi, siklus haid yang tidak teratur, nyeri pada waktu haid.
g)      Awet muda: Sari buah Mengkudu dapat digunakan sebagai tonik untuk mengatasi keriput akibat proses penuaan.
h)      Penyakit-penyakit dalam tubuh: Diabetis, hepatitis kronis, sakit pinggul, sakit kepala, gangguan fungsi ginjal, kencing batu, ganguan pada hormon tiroid.
i)        Defisiensi daya tahan tubuh: Penyakit virus Epstein-Barr, candidiasis kronis, penyakit akibat infeksi virus HIV, kekurangan tenaga (AES=altered energy syndrome).
c. cara pembuatan ramuan
tiga buah mengkudu masak atau segenggam kulit mengkudu -    selembar daun pisang -    sepotong kain -    cuka secukupnya Cara I Buah mengkudu dicuci lalu dibilas dengan air matang. Parut dan peraslah dengan sepotong kain. Air perasan diminum. Cara II Untuk pemakaian luar, kulit mengkudu ditumbuk halus lalu diaduk dengan sedikit cuka. Bungkus ramuan dengan daun pisang. Panaskan sebentar di atas api atau dikukus. Dalam keadaaan hangat, tempelkan bungkusan tersebut pada perut kanan atas, tempat hati yang sedang membengkak dan sakit.
4).  PEPAYA
a. komposisi herbal  
Pepaya mengandung papain (enzim hidrolase sistein protease) yang dapat membantu dalam pencernaan dengan memecah protein. Pepaya merupakan sumber serat yang baik, folat, vitamin A, karotenoid, lutein, lycopene dan asam amino esensial yang mempengaruhi fungsi sel yang tepat.Selain itu, pepaya memiliki vitamin E empat kali lebih banyak, 33 persen vitamin C lebih banyak, 50 persen kalium lebih banyak dan kalori lebih sedikit daripada jeruk.
b. khasiat lain
a)      kanker payudara,
b)      kanker leher rahim,
c)      hati ,paru-paru dan pankreas.
d)     mengurangi perdarahan
e)      kolik ginjal

c. cara pembuatan ramuan
satu sendok makan biji pepaya -    tiga jari tangan buah pepaya mengkal -    madu secukupnya Cara Membuat Biji dan buah pepaya diblender atau tumbuk bijinya sampai halus sementara buahnya diparut. Adonan tersebut dijadikan satu ditambah madu secukupnya, lalu diminum. Catatan: Wanita hamil dilarang minum ramuan ini karena bisa menyebabkan keguguran.


5). KETEPENG
a. komposisi herbal
Zat yang terkandung dalam biji segar ketepeng kecil di antaranya chryzophanol, emodin, aloe-emodinrhein, physcion, obtusin, toralactone, auranto-obtusin, rubrobusarin, torachryson, dan vitamin A. Bahan kimia akan masuk ke meridian lever (membersihkan) dan meridian ginjal (menguatkan).
b. khasiat lain
a)         Cacingan Pada Anak
b)         Perut busung air ( asites), sirosis
c)         Radang Mata merah, Luka Cornea, Rabun Senja, Glukoma
d)        Sulit Buang Air Besar ( Konstipasi)
e)         Tekanan Darah Tinggi.


c. cara pembuatan ramuan
ambil  5—15 g biji ketepeng kecil, lalu rebus dengan air sebanyak 400 cc lalu minum dua kali sehari
6). BELIMBING
a. komposisi herbal
Belimbing mengandung sumber vitamin yang sangat baik,yaitu vitamin A dan vitamin C serta pectin dimana Pektinnya mampu menjerat kolesterol , mencegah hepatitis atau penyakit pengerasan hati, dan asam empedu yang terdapat dalam usus dan membantu pembuangannya . Dan seratnya bermanfaat memperlancar proses pencernaan

b. khasiat lain
a)      Kolesterol tinggi
b)      batuk, radang tenggorokan
c)      melancarkan air seni,
d)     hipertensi dan penyakit bisul.
c. cara pembuatan ramuan
ambil 2 buah belimbing berukuran besar yang sudah dikupas dan dibuang bijinya blender bersama 100 ml sari buah jeruk manis, gula, es batu plus sedikit susu kental manis kemudian minumkan pada penderita hepatitis
7). ALANG ALNG
a. komposisi herbal
Alang-alang memiliki kandungan kimia berupa manitol, glukosa, sukrosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cyilindrin, simiarenol, anemonim, asam kersik, damar, logam alkali. Efek dan sifat tanaman ini sebagai peluruh air seni, antipiretik, hemostatik, antibakteri dan neuropati. Kemampuan akar alang-alang mengobati hepatitis karena sifatnya yang memperkuat sel hati sehingga virus hepatitis sulit menembus masuk sel yang mengakibatkan virus tidak berkembang dan akhirnya terbuang dari tubuh
b. khasiat lain
a)obat diare
b)      Mimisan
c)Hipertensi akibat gagal ginjal
c. cara pembuatan ramuan
Akar pohon alang-alang dicuci bersih lalu direbus dengan air secukupnya dan diminum setelah air rebusan sisa setengah serta dibiarkan menjadi dingin. Kalau diperlukan,boleh dicampur dengan sedikit gula merah (Gula Jawa) atau dengan sedikit madu.
8). WORTEL
a. komposisi herbal
Wortel dikenal memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi. Kandungan gula, karotin, pektin, aspargin, vitamin A, b, C, D, dan vitamin K, erat, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, sodium, asam amino, minyak esensial, dan betakarotin. Menurut Dr Win Johanes MS SpGK dari Medigreen. Kandungan dalam 122 gr atau secangkir jus wortel terdapat vitamin A sebanyak 34, 317, 40 mg, beta karoten 16,678 mcg, vitamin C 11,35 mg, folat 17,08 mcg. Vitamin K 16,10 mcg. Sedangkan gizinya, seperti kalori sebesar 52,46 kalori, protein 1,26 gram dan air 167,10 gr. Mineral pada wortel adalah fosfor, kalium dan atrium yang cukup tinggi
b. khasiat lain
a)   mencegah terjadinya rabun senja
b)   memperbaiki penglihatan yang lemah
c)   menurunkan kolesterol darah
d)  mencegah terjadinya konstipasi.
e)   mengatasi ganggun kulit, seperti jerawat, bengkak bernanah, ataupun kulit kering.
c. cara pembuatan ramuan
wortel segar secukupnya Cara Membuat Wortel dibersihkan lalu dicuci dengan air matang. Potong seperlunya dan buatlah menjadi jus. Bisa juga wortel diparut dan hasilnya diperas, kemudian disaring sampai terkumpul sampai satu gelas. Sari wortel tersebut bisa langsung diminum. Catatan: Kebanyakan makan wortel bisa menyebabkan warna kulit menjadi kuning. Bila hal itu terjadi, hentikan minum ramuan untuk sementara waktu. Warna kulit pun akan normal kembali
9). TEMULAWAK
a. komposisi herbal
Rimpang temulawak mengandung curcumin yang memiliki khasiat alami sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepatotoksik yang sangat berguna untuk melindungi kesehatan hati (radang hati).

e). Nyeri haid
f). Penambah nafsu makan
g). Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi

 
b. khasiat lain
a)      Pelancar ASI
b)      Wasir
c)      Diare
d)     Sembelit
c. cara pembuatan ramuan
dua jari rimpang segar temulawak -    madu secukupnya Cara Membuat Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu dicuci bersih. Bilas dengan air matang kemudian diparut. Tambahkan setengah cangkir air hangat dan satu sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan saringlah. Air saringan diminum sehari dua kali sehari



DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998
Dalimartha,Setiawan 2000, Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis,Penebar swadaya.Jakarta