BAB
I
A.
PENDAHULUAN
1. Defenisi
a. Penyakit
Hepatitis
merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh, walaupun efek yang menyolok
terjadi pada hati. Telah ditemukan 5
kategori virus yakni virus hepatitis A
s/d E dimana masing-masing agen memiliki
gambaran klinis yang mirip, yang
apat bervariasi dari keadaan
subklinis tanpa gejala
hingga keadaan infeksi akut yang
fatal (Sylvia and Lorraine, 1994).
Hepatitis adalah suatu proses
peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).
Hepatitis
adalah infeksi akut sistemik oleh virus
disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang
menghasilkan perubahan klinism, biokimia
serta seluler yang khas. Sampai saat ini
sudah ada teridentifikasi lima
type hepatits dan masih terdapat bukti adanya
virus-virus hepatitis lainnya (Brunner and Suddarth, 2001).
Hepatitis virus merupakan infeksi
sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang
khas (Smeltzer, 2001)
b. Herbal
Herba atau Herbal ialah sesuatu yang di ciptakan alam yang
bermanfaat sebagai suplemen untuk mengembalikan fungsi dari kinerja organ tubuh
yang sudah menurun produktifitasnya serta belum tersentuh produk produk kimia
atau zat sintetis sejenis lainnya sehingga aman untuk digunakan sehingga produk
herbal tidak memiliki kadaluarsa.
Bahkan Hippocrates (Bpk. Kedokteran) pun mengatakan bahwa
hanya alam yang mampu memperbaiki dan sesuai dengan kondisi tubuh manusia. itu
sebabnya peranan pengobatan secara alami dengan menggunakan Herbal dipercaya
sebagai pengobatan yang paling sesuai karena dapat menyelaraskan fungsi tubuh
manusia yang sakit dan mengembalikan vitalitasnya.
Herba atau
Herbal ialah tanaman yang bermanfaat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit, Herba
adalah tanaman/tumbuhan yang memiliki kegunaan untuk kepentingan medis dan semacamnya,
tanaman herba memiliki macam ragam kegunaan termasuk untuk kuliner, pengobatan
dan bahkan aktivitas spiritual).
B.
LATAR BELAKANG
1. Data
Puluhan siswa SMKN 2,
Sawangan, Depok, Jawa Barat positif terkena penyakit hepatitis. Para siswa
tersebut terkena penyakit tersebut secara massal sejak dua pekan terakhir,
Sedikitnya sesuai data Dinas Pendidikan Kota Depok terdapat 68 siswa yang
positif mengidap hepatitis. Kejadian berawal saat seluruh siswa merasa
lemas-lemas. Tak lama kemudian, mata mereka terlihat kuning. Selanjutnya,
seluruh siswa mengikuti uji kesehatan oleh Dinas Kesehatan. Ternyata dari 100
siswa yang diperiksa, 68 di antaranya positif mengidap hepatitis. tetapi hanya
30 siswa, tapi awalnya waktu dites banyak bisa seratusan, memang besok
diliburkan, tetapi bukan karena itu, tetapi banyak kegiatan, tetapi saya
tegaskan ini bukan hepatitis B, tapi hepatitis A,” tandas Empong (ugo.2011 )
2. epidemiologi
Badan
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari dua miliar penduduk dunia
terinfeksi hepatitis B dengan angka kematian 250 ribu orang per tahun dan 170
juta penduduk dunia mengidap hepatitis C dengan tingkat kematian 350 ribu orang
per tahun. Hepatitis baru menjadi
perhatian internasional secara serius sejak tahun 2010 yang menetapkan Hari
Hepatitis Dunia. Kondisi ini yang membuat kemajuan dalam hal pencegahan dan
pengobatan penyakit tersebut masih lambat, khsusnya di negara berkembang. Jumlah penderita hepatitis di Indonesia
diperkirakan sebanyak 30 juta orang yang mengidap penyakit hepatitis B dan C.
3. Demografi
Ahli kesehatan dari Divisi Hepatologi, Depatemen Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Ali Sulaiman memperkirakan sejumlah 13 juta
penduduk Indonesia mengidap hepatitis B dan empat juta penduduk lainnya
menderita hepatitis C.“Di Indonesia, hepatitis termasuk salah satu penyakit
berbahaya sehingga termasuk dalam lima imunisasi yang biayanya digratiskan
pemerintah selain BCG, DPT, polio dan campak,” ujar Ali Sulaiman.Di dunia,
virus hepatitis telah menyerang hingga dua miliar penduduk dan saat ini
diperkirakan 400 juta penduduk sedang terinfeksi oleh hepatitis B dan sekitar
170 juta menderita infeksi hepatitis C. Sementara itu, peringatan Hari
Hepatitis sedunia, 28 Juli di Indonesia akan dipusatkan di Yogyakarta, yang
merupakan daerah dengan jumlah penderita tergolong tinggi. "Pemilihan
lokasi di Yogyakarta juga karena pelaksanaan imunisasi hepatitis di daerah itu sangat
bagus, bahkan melebihi target yaitu hingga 104,5 persen," kata Direktur
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Adhitama
BAB
II
A.
PEMBAHASAN
1. Gejala klinis
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan
lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya.
Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :
a.
Gejala-gejala
gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah, dan diare.
b.
Demam,
BB turun, lekas lelah.
c.
Asites.
d.
Ikterus,
kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
e.
Hidrotoraks
dan pada keadaan lebih lanjut terjadi edema tungkai bawah yang disebabkan
terutama oleh produksi albumin yang kurang didalam parenkim hati yang telah
rusak (edema hipoalbuminemia).
f.
Hepatomegali,
bila telah lanjut htai dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis
didapati adanya demam, ikterus, dan asites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab
lain, dikatakan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan
timbulnya prekoma dan koma hepatikum.
g.
Kelainan
pembuluh darah seperti kolataerl-kolateral di dinding abdomen dan toraks, kaput
medusa, wasir, dan varises esofagus.
h.
kelainan
endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu :
i. Impotensi, atrofi testis, ginekomastia,
hilangnya rambut aksila, dan pubis.
j. Amenore, hiperpigmentasi areola mamae.
k. Spider nevi dan eritema.
l. Hiperpigmentasi
m. Jari
tabuh
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang khas pada pasien dengan
hepatitis antara lain:
Spider naevi
Eritema Palmaris
Ginekomastia
Fetor hepatikum
Splenomegali
Ascites
Ikterus
venektasi
3. Pemeriksaan penunjang
a). Pemeriksaan Laboratorium
Perlu
diingat bahwa tidak ada pemeriksaan uji biokimia hati yang dapat menjadi
pegangan dalam menegakkan diagnosa Sirosis Hati.
1)
Darah
Bisa dijumpai Hb rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom
makrositer. Anemia bisa akibat hipersplenisme dengan leukopenia dan
trombositopenia. Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang
kurang baik.
2). Kenaikan kadar enzim transaminase / SGOT, SGPT
tidak merupakan petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati.
Kenaikan kadarnya dalam serum timbul akibat kebocoran dari sel yang mengalami
kerusakan. Peninggian kadar gama GT sama dengan transaminase, ini lebih
sensitif tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan laboratorium bilirubin,
transaminase dan gama GT tidak meningkat pada sirosis inaktif.
3). .Albumin. Kadar albumin yang merendah
merupakan cerminan kemampuan sel hati yang kurang. Penurunan kadar albumin dan
peningkatan kadar globulin merupakan tanda kurangnya daya tahan dalam
menghadapi stres seperti tindakan operasi.
4). Pemeriksaan CHE (kolinesterase) penting dalam menilai kemampuan sel
hati. Bila terjadi kerusakan sel hati kadar CHE akan turun, pada perbaikan
terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai CHE yang bertahan di bawah
normal mempunyai prognosis yang buruk.
5). Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam
penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam diet. Dalam hal ensefalopati,
kadar Na kurang dari 4 meg/l menunjukkan kemungkinan telah terjadi sindrom
hepatorenal.
6).Pemeriksaan marker serologi pertanda virus
seperti HbsAg/ HbsAb/, HbeAg/ HbeAb, HBV DNA, HCV RNA, adalah penting dalam
menentukan etiologi sirosis hati. Pemeriksaan AFP (alfa feto protein) penting
dalam menentukan apakah telah terjadi transformasi kearah keganasan. Nilai AFP
yang terus naik mempunyai nilai diagnostik untuk suatu hepatoma/ kanker hati
primer. Nilai AFP . 500-1000 mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati
primer.
b. Pemeriksaan jasmani
1). Hati
Perkiraan besar hati, pada awal sirosis, bila hati mengecil artinya
prognosis kurang baik, besar hati normal selebar telapak tangannya sendiri
(7-10 cm). Pada sirosis hati, konsistensi hati biasanya kenyal/ firm, pinggir
hati tumpul pada perabaan hati.
2)
.Limpa
Pembesaran limpa diukur dengan dua cara :
a). Schuffner. Hati membesar ke medial dan kebawah
menuju umbilikus (S IIV) dan dari umbilikus ke sias kanan (S
V-VIII).
b). Hacket, bila limpa membesar
kearah bawah saja (H I-V).
3). Perut dan ekstra abdomen
Pada
perutb diperhatikan vena kolateral dan asites
c. Pemeriksaan penunjang lainnya
1). Radiologi
Dengan barium swallow dapat dilihat adanya varises esofagus untuk
konfirmasi hipertensi portal.
2). Esofagoskopi
Dengan esofagoskopi dapat dilihat varises esofagus
sebagaikomplikasi sirosis hati/ hipertensi portal.
Kelebihan endoskopi ialah dapat melihat langsung sumber perdarahan varises
esofagus, tanda-tanda yang mengarah akan kemungkinan terjadinya perdarahan (red
color sign/ RCS) berupa chery red spot, red whale marking, kemungkinan
perdarahan yang lebih besar akan terjadi bila dijumpai tanda diffus redness.
Selain tanda tersebut dapat dievaluasi besar dan panjang varises serta
kemungkinan terjadinya perdarahan yang lebih besar.
3). Ultrasonografi
Pada saat ini pemeriksaan USG sudah mulai dilakukan sebagai alat
pemeriksaan rutin pada penyakit hati. Diperlukan pengalaman seorang sonografi
karena banyak faktor subyektif. Yang dilihat pinggir hati, permukaan,
pembesaran, homogenisas, asitesd, splenomegali, gambaran vena hepatika, vena
porta, pelebaran saluran empedu/ IHBD, daerah hipo atau hiperekoik atau adanya
SOL (space occupying lession). Sonografi bisa mendukung diagnosis sirosis hati
terutama stadium dekompensata, hepatoma/ tumor, ikterus obstruktif batu kandung
empedu dan saluran empedu, dll.
4). Tomografi komputerisasi
Walaupun mahal sangat berguna untuk mendiagnosis kelainan fokal,
seperti tumor atau kista hidatid. Juga dapat dilihat besar, bentuk dan
homogenitas hati.
6). Angiografi
Angiografi selektif, seliak gastrik akan spleno fotografiterutama
pengukuran tekanan vena porta. Pada beberapa kasus prosedur ini sangat berguna
untuk melihat keadaan sirkulasi portal sebelum operasi pintas dan mendeteksi
tumor atau kista.
4. Diferensial diagnosis
1. Demam tifoid
2. Malaria
3.
DHF
BAB
III
A.
MANAJEMEN PENANGANAN
1.
Penanganan secara medis
a.
Pencegahan
1) Hepatitis virus B. penderita
hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat
menular melalui darah dan produk darah.
2) pemberian imonoglubin dalam
pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam
dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b.
Obat-obatan terpilih.
1).Kortikosteroid. Pemberian bila
untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
Contoh
:
-Hidrocotison
100 mg intravena tiap 6 jam.
-Interveron,
hanya diberi pada kasus –kasus agak berat.
-Starting
dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti sesudah 6
minggu.
2). Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3). Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
4). Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/
hr intravena.
5). Roboransia.
6). Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada
hipokalsemia)
7). Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8). Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
c.
Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d. Jika penderita enak, tidak napsu
makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan
telah kembali diberikan makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan
prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus,
isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat
diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph
feces berubah menjadi asa
2. Penanganan
asuhan keperawatan
A.
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnyakerusakan/
gangguan hati
1.
Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
2.
Sirkulasi
Bradikardi
( hiperbilirubin berat )
Ikterik
pada sklera kulit, membran mukosa
3.
Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna
tanah liat
4.
Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat
badan menurun
Mual
dan muntah
Peningkatan
oedema
Asites
5.
Neurosensori
Peka terhadap rangsang
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6.
Nyeri / Kenyamanan
Kram
abdomen
Nyeri
tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit
kepala
Gatal
( pruritus )
7.
Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus
servikal posterior
8.
Seksualitas
Pola
hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B.
Diagnosa keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin
muncul pada penderita hepatitis :
1.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan
muntah.
2.
Gangguan
rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3.
Hypertermi
berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
4.
Keletihan
berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5.
Resiko
tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
6.
Risiko
tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus
C. Intervensi keperawatan
a. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas,
gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat
badan mencapai tujuan
dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
a) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat
sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk
makan
2). Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan
makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran
gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
3). Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel
makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu
makan.
4). Anjurkan
makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
5).Berikan
diit tinggi kalori, rendah lemak
R/ glukosa dalam
karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
b. Gangguan
rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
1). Kolaborasi
dengan individu untuk menentukan metode yang dapat
digunakan
untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang
berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat
peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang
mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
2). Tunjukkan
pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
-
Akui
adanya nyeri
-
Dengarkan
dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan
pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
3).Berikan informasi akurat dan
-
Jelaskan
penyebab nyeri
-
Tunjukkan
berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri
melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih
tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
4). Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi
dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
c. Hypertermi berhubungan dengan invasi
agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
1). Monitor
tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status
hypertermi
2). Ajarkan
klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000
l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi
peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
3).Berikan
kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas
tubuh melalui penguapan
4).Anjurkan
klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami
lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan
klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
d.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
1). Jelaskan
sebab-sebab keletihan individu
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien
cenderung lebih tenang
2). Sarankan
klien untuk tirah baring
R/ tirah baring akan
meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk
penyembuhan penyakit.
3). Bantu
individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-
kemampuan
dan minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang
sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang
penting
4). Analisa
bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu
puncak
energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang
dapat menimbulkan keletihan
5). Bantu
untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap
asertif,
teknik relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
e.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan
jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
Hasil yang diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
1). Pertahankan
kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
-
Sering
mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
-
Keringkan
kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung
syaraf
2). Cegah
penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan
dingin
dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih
menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi
3). Anjurkan
tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan
kuat
pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang
pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
4). Pertahankan
kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan
vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
f.
Risiko tinggi terhadap
transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan :
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
1). Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk
menangani semua cairan tubuh
-
Cuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
-
Gunakan
sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
-
Tempatkan
spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup
kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode
transmisi virus hepatitis
2). Gunakan
teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh
dengan tepat untuk
membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi
infeksius dan mencegah transmisi penyakit
3). Jelaskan
pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga
dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai
transmisi infeksi
4). Rujuk
ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan
yang
tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan
dan kemungkinan orang lain terinfeksi
3.
Penanganan Terapi Herbal
1)
PARE
a.
komposisi herbal
Buah pare mengandung setidaknya tiga
senyawa bioaktif yang berbeda : charatin, peptida mirip insulin dan alkaloidyang
memiliki kemampuan untuk menurunkan tingkat gula darah dalam tubuh. Sebuah
penelitian oleh Institut Jawaharial Nehru, India, telah membuktikan bahwa buah
pare meningkatkan sensitivitas insulin. Mengkonsumsi 100 mg buah pare
menghasilkan efek sebanding dengan 2,5 mg obat anti diabetes glibenclamide
b.
khasiat lain
a).
Melawan sel kanker
Penelitian yang dilakukan di Jepang sebagaimana dimuat dalam majalah Kenko edisi September 2003 lalu, membuktikan bahwa pare dapat digunakan untuk melawan sel kanker
Penelitian yang dilakukan di Jepang sebagaimana dimuat dalam majalah Kenko edisi September 2003 lalu, membuktikan bahwa pare dapat digunakan untuk melawan sel kanker
b) Menurunkan
kadar gula
Penurunan
kadar gula ini didapat karena hasil kerja dari zat yang memiliki kesamaan
dengan insulin yang terkandung di dalam biji pare.
c).
Antioksidan
Antioksidan bekerja untuk melawan radikal
bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan zat yang dapat menyebabkan luka
pada sel dan menyebabkan pengasam, memicu pembentukan sel kanker, mempercepat
penuaan
c.
cara pembuatan ramuan
segenggam
daun pare segar - satu cangkir air matang -
garam secukupnya Cara Membuat Cuci bersih daun pare dan bilaslah dengan air
matang. Tumbuklah daun sampai halus sambil ditambah air satu cangkir. Aduk
sampai merata dan tambahkan sedikit garam. Saringlah ramuan itu dan minumlah
pada pagi hari sebelum makan. Catatan: Resep ini jangan digunakan bila sedang
hamil karena dapat menyebabkan keguguran.
2). TOMAT
a.
komposisi herbal
Di
dalam Tomat terdapat kandungan alkaloid slonain (0.007%), sapinin, asam folat,
asam malat, asam sitrat, bioflavonoid, protein, lemak, gula, adenin, trigolin,
holin, tomatin, mineral, vitamin, histamin
b.
khasiat lain
a).
meningkatkan
kekebalan tubuh
a) Membantu menurunkan resiko gangguan
jantung.
b) Menghilangkan kelelahan dan menambah
nafsu makan.
c)
Menghambat
pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.
d) Memperlambat penurunan fungsi mata
karena pengaruh usia (age-related macular degeneration).
e) Mengurangi resiko radang usus buntu.
f)
Membantu
menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.
g) Mengobati diare.
h) Meningkatkan jumlah sperma pada
pria.
i)
Memulihkan
fungsi lever.
c.
cara pembuatan ramuan
dua
buah tomat masak - gula pasir secukupnya Cara Membuat Setelah
dicuci, potong-potonglah buah tomat untuk dijadikan jus. Namun, bila tidak
mempunyai alatnya, buah tersebut bisa direbus dengan air secukupnya. Setelah
mendidih, lumat atau giling, kemudian diperas. Air perasan ditambahi sediki
gula baru kemudian diminum dua kali sehari
3). MENGKUDU
a.
komposisi herbal
Kandungan kimia pada tumbuhan ini
antara lain, metilasetil ester, asam kapril, morinda diol, soranyidiol, morindin,
dan morindon. Beberapa kepustakaan menyatakan adanya morindin dalam kulit akar
dan kulit batang. Para pakar juga menyatakan, morindin merupakan suatu
glikosida turunan antrakinon dengan struktur formula C26H28O14,
senyawa yang mengalami hidrolisi menjadi morindon dan gugus gula. Namun, belum
ada kesamaan pendapat antara peneliti satu dan lainnya mengenai morindin
b.
khasiat lain
a)
Sistem pencernaan: Perut kembung, luka
pada usus halus, radang lambung, muntah-muntah dan keracunan makanan.
b)
Sistem pernapasan: Batuk, bronchitis,
sakit tenggorokan, TBC, kolera, demam pada bayi, sinusitis, asma.
c)
Sistem kardiovaskular: Kolesterol
tinggi, penebalan otot jantung, meningkatkan transportasi oksigen di dalam
sel.
d)
Penyakit kulit: Luka bakar, luka, kudis,
bisul, selulit, cacing kulit, ketombe, kurap, dan radang pada kulit, borok
pada kulit, serta masalah-masalah pada kulit lainnya.
e)
Mulut dan tenggorokan: Radang
tenggorokan, gusi berdarah, batuk, sariawan, sakit gigi.
f)
Gangguan menstruasi: Sindrom
pra-menstruasi, siklus haid yang tidak teratur, nyeri pada waktu haid.
g)
Awet muda: Sari buah Mengkudu dapat
digunakan sebagai tonik untuk mengatasi keriput akibat proses penuaan.
h)
Penyakit-penyakit dalam tubuh: Diabetis,
hepatitis kronis, sakit pinggul, sakit kepala, gangguan fungsi ginjal,
kencing batu, ganguan pada hormon tiroid.
i)
Defisiensi daya tahan tubuh: Penyakit
virus Epstein-Barr, candidiasis kronis, penyakit akibat infeksi
virus HIV, kekurangan tenaga (AES=altered energy syndrome).
c.
cara pembuatan ramuan
tiga
buah mengkudu masak atau segenggam kulit mengkudu - selembar
daun pisang - sepotong kain - cuka
secukupnya Cara I Buah mengkudu dicuci lalu dibilas dengan air matang. Parut
dan peraslah dengan sepotong kain. Air perasan diminum. Cara II Untuk pemakaian
luar, kulit mengkudu ditumbuk halus lalu diaduk dengan sedikit cuka. Bungkus
ramuan dengan daun pisang. Panaskan sebentar di atas api atau dikukus. Dalam
keadaaan hangat, tempelkan bungkusan tersebut pada perut kanan atas, tempat
hati yang sedang membengkak dan sakit.
4). PEPAYA
a.
komposisi herbal
Pepaya
mengandung papain (enzim hidrolase sistein protease) yang dapat membantu dalam
pencernaan dengan memecah protein. Pepaya merupakan sumber serat yang baik,
folat, vitamin A, karotenoid, lutein, lycopene dan asam amino esensial yang
mempengaruhi fungsi sel yang tepat.Selain itu, pepaya memiliki vitamin E empat
kali lebih banyak, 33 persen vitamin C lebih banyak, 50 persen kalium lebih
banyak dan kalori lebih sedikit daripada jeruk.
b.
khasiat lain
a)
kanker payudara,
b)
kanker leher rahim,
c)
hati ,paru-paru dan pankreas.
d)
mengurangi perdarahan
e)
kolik ginjal
c.
cara pembuatan ramuan
satu sendok makan biji pepaya - tiga jari
tangan buah pepaya mengkal - madu secukupnya Cara Membuat
Biji dan buah pepaya diblender atau tumbuk bijinya sampai halus sementara
buahnya diparut. Adonan tersebut dijadikan satu ditambah madu secukupnya, lalu
diminum. Catatan: Wanita hamil dilarang minum ramuan ini karena bisa
menyebabkan keguguran.
5).
KETEPENG
a.
komposisi herbal
Zat
yang terkandung dalam biji segar ketepeng kecil di antaranya chryzophanol,
emodin, aloe-emodinrhein, physcion, obtusin, toralactone, auranto-obtusin,
rubrobusarin, torachryson, dan vitamin A. Bahan kimia akan masuk ke meridian
lever (membersihkan) dan meridian ginjal (menguatkan).
b.
khasiat lain
a)
Cacingan Pada Anak
b)
Perut busung air ( asites), sirosis
c)
Radang Mata merah, Luka Cornea, Rabun
Senja, Glukoma
d)
Sulit Buang Air Besar ( Konstipasi)
e)
Tekanan Darah Tinggi.
c.
cara pembuatan ramuan
ambil
5—15 g biji ketepeng kecil, lalu rebus
dengan air sebanyak 400 cc lalu minum dua kali sehari
6).
BELIMBING
a.
komposisi herbal
Belimbing mengandung sumber vitamin
yang sangat baik,yaitu vitamin A dan vitamin C serta pectin dimana Pektinnya
mampu menjerat kolesterol , mencegah hepatitis atau penyakit pengerasan hati,
dan asam empedu yang terdapat dalam usus dan membantu pembuangannya . Dan
seratnya bermanfaat memperlancar proses pencernaan
b.
khasiat lain
a) Kolesterol
tinggi
b) batuk,
radang tenggorokan
c) melancarkan
air seni,
d) hipertensi
dan penyakit bisul.
c.
cara pembuatan ramuan
ambil 2 buah belimbing berukuran besar
yang sudah dikupas dan dibuang bijinya blender bersama 100 ml sari buah jeruk
manis, gula, es batu plus sedikit susu kental manis kemudian minumkan pada
penderita hepatitis
7).
ALANG ALNG
a.
komposisi herbal
Alang-alang
memiliki kandungan kimia berupa manitol, glukosa, sukrosa, malic acid, citric
acid, coixol, arundoin, cyilindrin, simiarenol, anemonim, asam kersik, damar,
logam alkali. Efek dan sifat tanaman ini sebagai peluruh air seni, antipiretik,
hemostatik, antibakteri dan neuropati. Kemampuan akar alang-alang mengobati hepatitis
karena sifatnya yang memperkuat sel hati sehingga virus hepatitis sulit
menembus masuk sel yang mengakibatkan virus tidak berkembang dan akhirnya
terbuang dari tubuh
b.
khasiat lain
a)obat
diare
b) Mimisan
c)Hipertensi
akibat gagal ginjal
c.
cara pembuatan ramuan
Akar pohon alang-alang dicuci bersih
lalu direbus dengan air secukupnya dan diminum setelah air rebusan sisa
setengah serta dibiarkan menjadi dingin. Kalau diperlukan,boleh
dicampur dengan sedikit gula merah (Gula Jawa) atau dengan sedikit madu.
8).
WORTEL
a.
komposisi herbal
Wortel
dikenal memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi. Kandungan gula, karotin, pektin,
aspargin, vitamin A, b, C, D, dan vitamin K, erat, lemak, hidrat arang,
kalsium, fosfor, besi, sodium, asam amino, minyak esensial, dan betakarotin.
Menurut Dr Win Johanes MS SpGK dari Medigreen. Kandungan dalam 122 gr atau
secangkir jus wortel terdapat vitamin A sebanyak 34, 317, 40 mg, beta karoten
16,678 mcg, vitamin C 11,35 mg, folat 17,08 mcg. Vitamin K 16,10 mcg. Sedangkan
gizinya, seperti kalori sebesar 52,46 kalori, protein 1,26 gram dan air 167,10
gr. Mineral pada wortel adalah fosfor, kalium dan atrium yang cukup tinggi
b.
khasiat lain
a)
mencegah
terjadinya rabun senja
b)
memperbaiki
penglihatan yang lemah
c)
menurunkan
kolesterol darah
d) mencegah terjadinya konstipasi.
e) mengatasi ganggun kulit, seperti jerawat, bengkak bernanah, ataupun kulit
kering.
c.
cara pembuatan ramuan
wortel segar secukupnya Cara Membuat Wortel dibersihkan lalu
dicuci dengan air matang. Potong seperlunya dan buatlah menjadi jus. Bisa juga
wortel diparut dan hasilnya diperas, kemudian disaring sampai terkumpul sampai
satu gelas. Sari wortel tersebut bisa langsung diminum. Catatan: Kebanyakan
makan wortel bisa menyebabkan warna kulit menjadi kuning. Bila hal itu terjadi,
hentikan minum ramuan untuk sementara waktu. Warna kulit pun akan normal
kembali
9).
TEMULAWAK
a.
komposisi herbal
Rimpang
temulawak mengandung curcumin yang memiliki khasiat alami sebagai anti
inflamasi (anti radang) dan anti hepatotoksik yang sangat berguna untuk
melindungi kesehatan hati (radang hati).
|
a) Pelancar ASI
b) Wasir
c) Diare
d) Sembelit
c.
cara pembuatan ramuan
dua jari rimpang segar temulawak
- madu secukupnya Cara Membuat Rimpang temulawak dikupas
kulitnya, lalu dicuci bersih. Bilas dengan air matang kemudian diparut.
Tambahkan setengah cangkir air hangat dan satu sendok makan madu. Aduk merata
lalu peras dan saringlah. Air saringan diminum sehari dua kali sehari
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8,
jakarta, EGC, 2001.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi,
Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan
Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar
Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998
Dalimartha,Setiawan 2000, Ramuan
Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis,Penebar swadaya.Jakarta