BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
a. Penyakit
Pneumonia
ialah suatu radang paru yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti : bakteri, virus, jamur
dan benda asing yang mengensi jaringan paru (alveoli). (DEPKES.2006).
Pneumonia
adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respirator ius
dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (Zuh Dahlan. 2006).
Pneumonia
adalah suatu infeksi pada paru-paru, dimana par u-paru terisi oleh cairan
sehingga ter jadi gangguan pernafasan. (www.medicastore.com).
Pneumonia
adalah infeksi akut jaringan (parenkim) paru
yang ditandai dengan demam, batuk dan sesak napas. Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali
berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium).(Masmoki. 2007).
Pneumonia
adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh bermacam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing. Jadi kesimpulannya Pneumonia adalah radang paru
yang dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli atau
bronkus oleh eksudat yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Ø Terjadinya
Penyakit Pneumonia
Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh
lemah seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti
sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin
menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant
dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun)
yang lemah.
2. Perokok dan peminum alcohol.
Perokok berat dapat mengalami
irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi
muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat
menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah
putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu
infeksi.
3. Pasien yang berada di ruang
perawatan intensive (ICU/ICCU).
Pasien yang dilakukan
tindakan ventilator (alat bantu nafas) 'endotracheal tube' sangat beresiko
terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi
lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan
berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
4. Menghirup udara tercemar polusi zat
kemikal.
Resiko tinggi
dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat
kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan
peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan
masuknya bakteri atau virus.
5. Pasien yang lama berbaring.
Pasien yang mengalami
operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan
salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur
berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi
media berkembangnya bakteri.
b. Herbal
Istilah Herbal biasanya
dikaitkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau tanaman yang bersifat
perdu. Dalam dunia pengobatan, istilah herbal memiliki makna yang lebih luas,
yaitu segala jenis tumbuhan dan seluruh bagian-bagiannya yang yang mengandung
satu atau lebih bahan aktif yang dapat dipakai sebagai obat (therapeutic).
Ø Herbalogi
Herbalogi berasal dari kata ‘Herba’ yang berarti tumbuhan dan ‘logi’ atau ‘logos’ yang berarti ilmu. Dengan demikian Herbalogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkait dengan tumbuh-tumbuhan. Dalam dunia pengobatan herbalogi dipahami sebagai sebuah konsep atau metode pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari herba (tanaman obat).
Herbalogi berasal dari kata ‘Herba’ yang berarti tumbuhan dan ‘logi’ atau ‘logos’ yang berarti ilmu. Dengan demikian Herbalogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkait dengan tumbuh-tumbuhan. Dalam dunia pengobatan herbalogi dipahami sebagai sebuah konsep atau metode pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari herba (tanaman obat).
Ø Konsep Pengobatan Herbal
1. Pendekatan yang dipakai bersifat
holistic.
Tubuh manusia
dipandang memiliki suatu system harmoni yang selalu seimbang; tidak
berfungsinya satu bagian tubuh menyebabkan ketidakseimbangan dibagian tubuh
yang lain. Jika tubuh tidak mampu melakukan penyeimbangan kembali seperti
keadaan semula, maka akan tibul suatu penyakit. Salah satu tujuan dari
pengobatan herbal adalah membantu tubuh mengembalikan keharmonisan atau
keseimbangan tubuh.
2. Selain dari faktor eksternal,
pengobatan herba memahami bahwa dari dalam diri manusia
terdapat kekuatan penyembuh yang datang dari faktor Spiritual, emosional,
mental, dan fisikal. Kekuatan penyembuh tersebut dalam dunia medis modern
dikenal dengan Sistem Imun.
3. Sistem Imun menjadi penentu utama
sehat atau sakitnya seseorang.
Herbalogi menaruh perhatian besar terhadap masalah imunity
tersebut. Sehingga tujuan pengobatan adalah diarahkan untuk “Improve and
maintain body immune system against external pathogen and pressure”.
4. Menggunakan semurni-murninya bahan
dari herba sebagai obat, tanpa tambahan zat kimia sintetis.
Perbedaan Pengobatan Herbal dengan Pengobatan Kimia Sintetis
Konsep Pengobatan Herbal sangat berbeda dengan konsep pengobatan Modern (yang biasanya menggunakan Kimia Sintetis sebagai obat). Misalnya dalam pengobatan kimia sintetis penyebab penyakit adalah virus, bakteri, dan pathogen (mikro organisme pembawa penyakit); sedangkan dalam pengobatan herbal, penyebab penyakit adalah lemahnya system imun.
Konsep Pengobatan Herbal sangat berbeda dengan konsep pengobatan Modern (yang biasanya menggunakan Kimia Sintetis sebagai obat). Misalnya dalam pengobatan kimia sintetis penyebab penyakit adalah virus, bakteri, dan pathogen (mikro organisme pembawa penyakit); sedangkan dalam pengobatan herbal, penyebab penyakit adalah lemahnya system imun.
2. Data
Pneumonia
atau penyakit radang paru merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka
kesakitan dan kematian yang cukup tinggi setiap tahunya.World health
organitation (WHO) memperkirakan kejadian pneumonia ditiap negara dengan angka
kematian bayi 40/1000 kelahiran hidup adalah 15% sampai 20% pertahun pada
golongan usia balita. Kasus pneumonia di sukabumi sepanjang tahun 2005 sebanyak
4336 kasus. Tingginya kasus pneumonia di sukabumi disebabkan prilaku ibu balita
yang tidak sehat. Kondisi fisik rumah yang kurang memenuhi syarat kesehatan
juga mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya pneumonia bagi
penghuninya terutama balita.
Data yang diperoleh dari WHO dan UNICEF 50 persen
dari pneumonia disebabkan oleh kuman ‘sterptokokus pneumonia’ (IPD) dan 30
persen oleh Haemophylus Influenza type B (HIB), sisanya oleh virus dan penyebab
lain secara global, sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh
penyakit ‘streptokokus pneumonia’, didalamnya 700.000 hingga 1 (satu) juta
balita terutama berasal dari Negara berkembang. Secara nasional angka kejadian
pneumonia belum diketahui secara pasti data yang ada baru berasal dari laporan
Subdit ISPA Ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007 dari 31 provinsi ditemukan
477.429 balita dengan pneumonia atau 21,52 persen dari jumlah seluruh balita di
Indonesia.
3. Epidemiologi
Pneumococcus
merupakan penyebab utama pneumonia. Pneumococcus dengan serotipe 1 sampai 8
menyebabkan pneumonia pada orang dewasa
lebih dari 80%, sedangkan pada anak ditemukan
tipe 14, 1, 6 dan 9. Angka kejadian
tertinggi ditemukan pada usia kurang
dari 4 tahun dan mengu¬rang dengan
meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh
Pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan bronkopneumonia
lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.
Pneumonia
adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama kematian
di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak dari kematian ini terjadi
pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari
tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak
balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa
sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus''''pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di
negara-negara berkembang. Kematian akibat pneumonia umumnya menurun dengan usia
sampai dewasa akhir. Lansia individu, bagaimanapun, berada pada risiko tertentu
untuk pneumonia dan kematian terkait. Karena beban yang sangat tinggi penyakit
di negara berkembang dan karena kesadaran yang relatif rendah dari penyakit di
negara-negara industri, komunitas kesehatan dunia telah menyatakan untuk
November 2 Hari Pneumonia Dunia, sehari untuk warga yang prihatin dan pembuat
kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap penyakit.
5. Demografi
Pneumonia merupakan penyebab kematian tunggal pada
anak terbesar di seluruh dunia. Setiap tahun, pneumonia membunuh sekitar 1,8
juta anak di bawah 5 tahun, atau sekitar 20% dari seluruh kematian balita di
seluruh dunia. Angka ini lebih tinggi dari kematian akibat AIDS, malaria dan
campak digabungkan. Terdapat sekitar 155 juta kasus pneumonia di seluruh dunia
setiap tahunnya.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan
yang masih tinggi kejadiannya diIndonesia, data -data dibawah adalah data hasil
survey tentang pneumonia,dengan responden yang berbeda-beda, misalnya studi
morbiditas, dan hasilpengumpulan data dari Dinas kesehatan kabupaten kota/kota
serta dari saranapelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh
melalui sistempencatatan dan pelaporan.
Gambaran 10 besar penyakit pada pasien rawat jalandi
Rumah sakit pada tahun 2006,
adalah 9,32% kunjungan merupakan kasusISPA
dengan nominal 96.046 orang. Sedang Data tahun 2006 dari 10 penyakitutama
pasien rawat inap di rumah sakit, pneumonia menduduki peringkat ke 8dengan kode
DTD(169) dan kode ICD(J12J18) dalam persen 1,69, dan nominPneumonia merupakan
masalah kesehatan yang masih tinggi kejadiannya diIndonesia, data -data dibawah
adalah data hasil survey tentang pneumonia,dengan responden yang berbeda-beda,
misalnya studi morbiditas, dan hasilpengumpulan data dari Dinas kesehatan
kabupaten kota/kota serta dari saranapelayanan kesehatan (facility based data)
yang diperoleh melalui sistempencatatan dan pelaporan.
Gambaran 10 besar penyakit pada pasien rawat jalandi
Rumah sakit pada tahun 2006,
adalah 9,32% kunjungan merupakan kasusISPA
dengan nominal 96.046 orang. Sedang Data tahun 2006 dari 10 penyakitutama
pasien rawat inap di rumah sakit, pneumonia menduduki peringkat ke 8dengan kode
DTD(169) dan kode ICD(J12J18) dalam persen 1,69, dan nominal 373.364orang.
Laporan Riskesdas Indonesia tahun 2007
menyebutkan prevalensi pneumoniamenurut diagnosa dan gejala
adalah 2,13% ( rentang 0,8% - 5,6%). Sedang pada analisa
lanjut ini menunjukan
prevalensi penderita pneumonia sebesar
2,2 % 75 atau ada 2.200 penderita
pneumonia pada 100.000 penduduk,dan rentang nilai prevalensi(0,7%-5,8%).
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gejala
Klinis
Gejala yang berhubungan dengan
pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Sedangkan
tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan
X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum
Gejala
penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama
beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat
mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak
kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita
juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit
kepala.
Gejala yang terlihat pada infeksi
paru-paru adalah dyspnoe (kesulitan bernafas) terutama pada saat menarik nafas.
Nafas menjadi cepat dan dangkal. Anjing kesulitan mendapatkan oksigen yang
cukup karena jaringan paru-paru terisi oleh cairan, sehingga menurunkan jumlah
alveoli yang berfungsi. Lidah, gusi dan bibir mungkin terlihat kebiruan atau
abu-abu (cyanosis) sebagai indikator kurangnya oksigen dalam darah. Temperatur
tubuh biasanya meningkat (Foster dan Smith, 2004). Menurut Subronto (1995),
mengatakan bahwa tidak semua proses keradangan diikuti dengan kenaikan suhu
tubuh. Kenaikan suhu tubuh pada umumnya tidak dijumpai pada pneumonia yang
berlangsung secara kronik, selain itu pneumonia verminosa juga tidak biasa diikuti
dengan kenaikan suhu tubuh bisa berupa Gejalanya:
·
Menggigil
·
Demam
·
Batuk
(bisa kering atau berdahak)
·
Sakit
kepala
·
Otot
terasa sakit dan kaku
·
Pernafasan
cepat
·
Sesak
nafas
·
Nafsu
makan berkurang
·
Merasa
tidak enak badan
·
Ruam
(terutama jika penyebabnya adalah mikoplasma)
·
Diare
(terutama jika penyebabnya adalah legionella).
2. Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik (physical ecxamination) menurutnya adalah “Cara pengumpulan data
melalui inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan fisik lainya”,
seperti pengukuran CRT (cappilary refilling timing).
Menurut Laode
Jumadi Gaffar, 1999:59, “Inspeksi adalah pengamatan secara seksama terhadap
status kesehatan pasien”, seperti inspeksi kesimetrisan pergerakan dinding
dada, penggunaan otot bantu nafas, inspeksi adanya lesi atau rash pada kulit
dan sebagainya. Sedang “Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan jalan mengetuk
jari tengah ke jari lainnya untuk mengetahui normal/tidaknya suatu organ
tubuh”. “Palpasi adalah jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba pasien”.
“Auskultasi adalah cara pemeriksaan
fisik dengan menggunakan stetoskop”
Bagian yang perlu dikaji untuk kasus pneumonia adalah tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, keadaan umum, berat badan, tinggi badan, kepala, dada
terutama paru, abdomen serta ekstremitas. Pemeriksaan fisik dilakukan secara
inspeksi, palpasi, aukultasi dan perkusi ,yaitu sebagai berikut :
.a. Inspeksi
Penderita tampak sangat sakit, berkeringat, panas tinggi dan menggigil.
Oleh karena nyeri dada, maka penderita berusaha memfiksir hemithoraks yang
sakit. Gerakan respirasi pada bagian yang sakit tertinggal. Pada bayi sering
terjadi sianosis. Kesulitan bernafas diwujudkan dalam cuping hidung yang
melebar, retraksi-retraksi pada daerah supraklavikuler, ruang-ruang interkostal
dan subkostal. Bisa ditemui adanya abdomen dan pembesaran hati terlihat.
b.
Palpasi
Ditemukan keredupan dan getaran suara yang berkurang. Fremitus raba
meningkat pada sisi yang sakit.
c.
Auskultasi
Pada bayi ditemukan adanya suara nafas yang
berkurang serta ronki halus pada sisi yang sakit. Pada sisi paru yang
berlawanan suara respirasi mungkin terjadi berlebihan dan hampir bersifat
tubuler. Suara lain yang mungkin ditemukan pada anak yaitu suara nafas
bronkhial, ronkhi basah halus, bronkofoni dan whispered pectoriloquoy, kadang
terdengar bisik gesek pleura.
d.
Perkusi
Pada daerah sakit ditemukan keredupan. Jika ditemukan
pada bayi, harus dicurigai adanya efusi pleura atau empiema.
3. Pemeriksaan
Penunjang
Jika
pneumonia diduga berdasarkan gejala pasien dan temuan dari pemeriksaan fisik,
penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis ini.
Informasi tambahan dari rontgen dan tes darah mungkin diperlukan, begitu pula
dari kultur mikroorganisme pada dahak. Rontgen pada dada biasanya
digunakan untuk diagnosa di beberapa rumah sakit dan klinik dengan fasilitas
rontgen. Namun, dalam prakteknya, pneumonia biasanya didiagnosis berdasarkan
gejala dan pemeriksaan fisik saja. Mendiagnosis pneumonia bisa sulit pada
beberapa orang, terutama orang-orang yang mengidap penyakit lainnya. Sesekali
CT scan pada dada atau tes lainnya mungkin diperlukan untuk membedakan
pneumonia dengan penyakit lainnya
1) Sinar X: mengidentifikasikan
distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses)
2) Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan
darah: untuk dapat mengidentifikasi semua organisme yang ada.
3) Pemeriksaan serologi: membantu dalam
membedakan diagnosis organisme khusus.
4) Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui
paru-paru, menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5) Biopsi paru: untuk menetapkan
diagnosis
6) Spirometrik static: untuk mengkaji
jumlah udara yang diaspirasi
7) Bronkostopi: untuk menetapkan
diagnosis dan mengangkat benda asing
4. Deferensi
Diagnosis
Penyakit
ini biasanya memiliki tanda dan gejala yang sama dengan penyakit saluran
pernafasan lainnya seperti
1.
Asma Bronkial
Asma bronkial (dalam bahasa
inggris asthma bronchiale) adalah nama untuk suatu kondisi dimana
paru-paru (rongga bronkhial) menjadi meradang dan menjelaskan sebuah keadaan
kronis pada saluran pernafasan. Beberapa gejala umum asma bronkial
termasuk sesak nafas, mengi (suara berderak-derak ketika menghembuskan napas),
batuk kering dan perasaan ketat pada dada. Gejala ini sering memburuk selama
tidur. Serangan asma adalah
suatu perburukan akut dari gejala tersebut dan pada kasus berat, serangan bisa
mengancam jiwa sebab onset sering tiba-tiba dan tanpa peringatan. Estimasi
populasi dunia yang menderita asma bronkial
sekitar 7%.
2.
Tuberkolosis Paru
Tuberculosis paru adalah penyakit yang
disebabkan oleh Mycobakterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat
bervariasi, diantaranya adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam derajad rendah, nyeri dada dan batuk darah.
(Mansjoer, Arief, 473:2001)
3. Bronkitis
BRONKITIS (Bronchitis) adalah suatu
peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya
bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita
yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-paru).
4. Flu
Pilek merupakan gejala yang timbul
akibat flu. Flu atau influenza disebabkan oleh virus yang menyerang sistem
pernapasan. Virus masuk ke dalam tubuh makhluk hidup kemudian menggunakannya
sebagai tempat untuk berkembang biak. Virus ditularkan ke orang lain melalui
butiran cairan dari air liur atau lendir yang dikeluarkan saat seseorang batuk,
bersin, atau berbicara. Virus segera menyebar bersamaan dengan cairan yang
dikeluarkan. Udara menjadi media penyebaran virus dan jika Anda menghirup udara
tersebut dengan kondisi tubuh yang tidak fit dapat membuat Anda terjangkit flu.
5. Batuk
(Baik Kering Maupun Berdahak )
Batuk
adalah refleks fisiologis yang biasa terjadi pada saluran
pernapasan orang sehat maupun sakit. Namun batuk juga merupakan
suatu penyakit yang dapat menyebabkan gejala yang serius di dalam paru-paru.
Apabila peyakit itu sudah memuncak, si sakit akan mengalami
serangan batuk yang berulang-ulang. Ini sering berakhir dengan tarikan napas
panjang dan dalam , dengan disertai bunyi yang melengking. Batuk
yang tidak berat biasanya akan sembuh tanpa menimbulkan
kerusakan yang permanen, tetapi penyakit tersebut tetap harus dicegah atau
diatasi sedini mungkin. Pencegahan dan penyembuhan yang tepat sangat
diperlukan, terutama pada anak-anak yang sudah lemah karena adanya komplikasi
dengan penyakit lain.
Bab
III
MANAJEMEN PENANGANAN
1. Penanganan
Secara Medis
Terapi
yang diberikan pada pasien pnemonia adalah terapi kausal (penyebab) terhadap kuman
penyebab sebagai terapi utama, serta terapi suportif umum. Terapi kausal misalnya antibiotik secara
empiris seperti ampislin-sulbaktam, amoksisilin/asam klavulanat, sefalosporin
generasi II pada pnemonia komunitas, sefalosporin generasi III atau antipseudomonas
pada pnemonia nosokomial, antijamur golongan azol pada pnemonia karena jamur,
kotrimoksazol atau dapson pada pnemonia karena P.carinii, serta makrolid,
doksisiklin atau fluorokuinolon pada pnemonia atipik.
Adapun
terapi suportif yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, misalnya
pemberian terapi O2 (oksigen), terapi
inhalasi pada dahak yang kental,
fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, pengaturan cairan, dan terapi lain
yang dibutuhkan.
2. Penanganan
Asuhan Keperawatan
1. Data dasar pengkajian pasien:
· Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi
terhadap aktivitas.
· Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
· Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia
(malnutrisi)
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia
(malnutrisi)
· Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
· Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
· Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda : sputum: merah muda, berkarat
perpusi: pekak datar area yang konsolidasi premikus: taksil
dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi Bunyi nafas menurun
Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
·
Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
·
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tak efektif
berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,pembentukan edema, peningkatan
produksi sputum.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
kapasitas pembawa oksigen darah.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
(penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
5. Nyeri (akut) berhubungan dengan
inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
6. Resiko tinggi terhadap nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik
sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
7. Resiko tinggi terhadap kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan
masukan oral.
3. RENCANA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tak efektif
berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,peningkatan produksi sputum
ditandai dengan:
2. Perubahan frekuensi, kedalaman
pernafasan
- Bunyi nafas tak normal
- Dispnea, sianosis
- Batuk efektif atau tidak efektif
dengan/tanpa produksi sputum.
Jalan nafas efektif dengan kriteria
- Batuk efektif
- Nafas normal
- Bunyi nafas bersih
- Sianosis
Intervensi:
a. Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan
dan gerakan dada
Rasional : takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan.
Rasional : takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan.
b.Auskultasi area paru, catat area
penurunan 1 kali ada aliran udara dan bunyi nafas
Rasional: penurunan aliran darah
terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
c. Biarkan teknik batuk efektif
Rasional : batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan nafas alami untuk mempertahankan jalan nafas paten.
d.
Penghisapan
sesuai indikasi
Rasional: merangsang batuk atau
pembersihan jalan nafas suara mekanik pada faktor yang tidak mampu melakukan
karena batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
e. Berikan cairan sedikitnya
Rasional: cairan (khususnya yang
hangat) memobilisasi dan mengeluarkan secret
f. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, eks.
Rasional: alat untuk menurunkan
spasme bronkus dengan mobilisasi sekret, analgetik diberikan untuk memperbaiki
batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara
hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan pernafasan.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen ditandai
dengan:
- Dispnea, sianosis
- Dispnea, sianosis
- Takikardia
- Gelisah/perubahan mental
- Hipoksia
Gangguan
gas teratasi dengan:
- Sianosis
- Nafas normal
- Sesak
- Hipoksia
- Gelisah
Intervensi:
a. Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas
Rasional: manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
Rasional: manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
b. Observasi warna kulit, membran
mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral.
Rasional: sianosis kuku menunjukkan
vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun
telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia
sistemik.
c. Kaji status mental.
Rasional: gelisah mudah terangsang,
bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen
serebral.
d. Tinggikan kepala dan dorong sering
mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif.
Rasional: tindakan ini meningkat
inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi
tak efektif.
e. Kolaborasi
Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi.
Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi.
Rasional: mempertahankan PaO2 di
atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam
toleransi pe.
4.
Resiko
tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis,
malnutrisi.
Tujuan:
Infeksi tidak terjadi dengan kriteria:
Infeksi tidak terjadi dengan kriteria:
- waktu perbaikan infeksi/kesembuhan
cepat tanpa
- penularan penyakit ke orang lain
tidak ada
Intervensi:
a. Pantau tanda vital dengan ketat
khususnya selama awal terapi
Rasional: selama awal periode ini, potensial untuk fatal dapat terjadi.
Rasional: selama awal periode ini, potensial untuk fatal dapat terjadi.
b. Tunjukkan teknik mencuci tangan yang
baik
Rasional: efektif berarti menurun penyebaran/perubahan
infeksi.
c. Batasi pengunjung sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan penularan terhadap
patogen infeksi lain
Potong keseimbangan istirahat
adekuat dengan aktivitas sedang.
d. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat.
Rasional: memudahkan proses
penyembuhan dan meningkatkan tekanan alamiah
e. Kolaborasi
Berikan antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum/darah misal penicillin, eritromisin, tetrasiklin, amikalin, sepalosporin, amantadin.
Rasional: Obat digunakan untuk membunuh kebanyakan microbial pulmonia.
Berikan antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum/darah misal penicillin, eritromisin, tetrasiklin, amikalin, sepalosporin, amantadin.
Rasional: Obat digunakan untuk membunuh kebanyakan microbial pulmonia.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan:
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan:
- Dispnea
- Takikardia
- Sianosis
Intoleransi aktivitas teratasi
dengan:
- Nafas normal
- Sianosis
- Irama jantung
Intervensi
a. Evaluasi respon pasien terhadap
aktivitas
Rasional:
merupakan kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama fase akut
sesuai
indikasi.
Rasional: menurunkan
stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
c. Jelaskan perlunya istirahat dalam
rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
d. Bantu pasien memilih posisi nyaman
untuk istirahat atau tidur.
Rasional: pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi.
Rasional: pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi.
e. Bantu aktivitas perawatan diri yang
diperlukan
Rasional:
meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
5. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
parenkim varul, batuk menetap ditandai dengan:
- Nyeri dada
- Sakit kepala
- Gelisah
Nyeri dapat teratasi dengan:
- Nyeri dada (-)
- Sakit kepala (-)
- Gelisah (-)
Intervensi:
a. Tentukan karakteristik nyeri, misal
kejan, konstan ditusuk.
Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endocarditis.
Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endocarditis.
b. Pantau tanda vital
Rasional: Perubahan FC jantung/TD
menu bawa Pc mengalami nyeri,
khusus bila alas an lain tanda
perubahan tanda vital telah terlihat.
c. Berikan tindakan nyaman pijatan
punggung, perubahan posisi, music tenang
berbincangan.
Rasional: tindakan non analgesik
diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar
efek derajat analgesik.
d. Aturkan dan bantu pasien dalam
teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat keefektifan upaya batuk.
Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat keefektifan upaya batuk.
e. Kolaborasi
Berikan analgesik dan antitusik sesuai indikasi
Rasional: obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum.
Berikan analgesik dan antitusik sesuai indikasi
Rasional: obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum.
6. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder
terhadap demam dan proses inflamasi ditandai dengan tujuan:
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dapat diatasi dengan:
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
- Pasien mempertahankan meningkat BB
Intervensi
a. Identifikasi faktor yang menimbulkan
mual/muntah, misalnya: sputum, banyak nyeri.
Rasional: pilihan intervensi tergantung
pada penyebab masalah
b. Jadwalkan atau pernafasan sedikitnya
1 jam sebelum makan
Rasional: menurun efek manual yang berhubungan dengan penyakit ini
Rasional: menurun efek manual yang berhubungan dengan penyakit ini
c. Berikan makan porsi kecil dan sering
termasuk makanan kering (roti panggang) makanan yang menarik oleh pasien.
Rasional: tindakan ini dapat meningkat masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali.
Rasional: tindakan ini dapat meningkat masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali.
d. Evaluasi status nutrisi umum, ukur
berat badan dasar.
Rasional: adanya kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap inflamasi/lambatnya respon terhadap terapi.
Rasional: adanya kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap inflamasi/lambatnya respon terhadap terapi.
7. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume
cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, demam, berkeringat
banyak, nafas mulut, penurunan masukan oral. Kekurangan volume cairan tidak
terjadi dengan kriteria: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan
dengan parameter individual yang tepat misalnya membran mukosa lembab, turgor
kulit baik, tanda vital stabil.
Intervensi:
a. Kaji perubahan tanda vital contoh
peningkatan suhu demam memanjang, takikardia.
Rasional: peningkatan
suhu/memanjangnya demam meningkat laju metabolik dan kehilangan cairan untuk
evaporasi.
b. Kaji turgor kulit, kelembapan
membran mukosa (bibir, lidah)
Rasional: indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan O2 tambahan.
Rasional: indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan O2 tambahan.
c. Catat laporan mual/muntah
Rasional: adanya gejala ini
menurunkan masukan oral
d. Pantau masukan dan keluaran catat
warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan. Ukur berat badan sesuai
indikasi.
Rasional: memberikan informasi
tentang keadekuatan volume cairan dan keseluruhan penggantian.
e. Tekankan cairan sedikit 2400 mL/hari
atau sesuai kondisi individual
Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi.
Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi.
f. Kolaborasi
Beri obat indikasi misalnya
antipiretik, antimitik.
Rasional: berguna menurunkan
kehilangan cairan
g. Berikan cairan tambahan IV sesuai
keperluan
Rasional: pada adanya penurunan
masukan banyak kehilangan
penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan
penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan
5. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknik yang telah ditentukan.
Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknik yang telah ditentukan.
6. EVALUASI
Kriteria keberhasilan:
Kriteria keberhasilan:
- Berhasil
Tuliskan kriteria keberhasilannya
dan tindakan dihentikan
- Tidak berhasil
Tuliskan mana yang belum berhasil
dan lanjutkan tindakan.
3. Penanganan
secara herbal
1.
Bawang putih
2.
Jahe
3.
Daun sirih
4.
Jeruk nipis
5.
Daun sambiloto
Ø Komposisi
herbal
1. Bawang
putih mengandung komposisi
Bawang putih mengandung
minyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan
aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung
koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Umbi batang mengandung zat-zat:
1. Kalsium : bersifat
menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah hipertensi.
2.
Saltivine : bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf.
3. Diallysulfide,
alilpropil-disulfida : anti cacing.
4. Belerang
5. Protein
6. Lemak
7. Fosfor
8. Besi
9. Vitamin A, B1 dan C.
Ø Manfaat
Bawang Putih
Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan
alternatif sebagai berikut :
a. Bawang
putih Flu dan Batuk. Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya
memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan
membran mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan
mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat
membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Pada tahun 1992,
peneliti dari Universitas Brigham Young di Utah melaporkan bahwa bawang tumbuk
dalam minyak membunuh bukan hanya membunuh rhinivirus tipe 2 (penyebab umun
flu), tetapi juga membunuh 2 macam herpes (penyakit kulit menular) dan beberapa
virus umum lainnya.
Bagaimana cara memanfaatkannya?
Makanlah bawang putih sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau
tambahkan bawang putih pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan
resep ini : Hancurkan bawang dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci,
lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan minum hangat-hangat.
b. Bawang Putih dan Kolesterol Sekarang
ada lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan
bahwa bawang putih dalam berbagai bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini dapat menyembuhkan tekanan darah
tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang dipublikasikan di “The Journal
of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994
menyebutkan bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi lemak. Penulis
menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam penyembuhan
kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar 12
% dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawatan.
c. Bawang Putih dan Kanker
Bawang juga
mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida
yang terkandung dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia
beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker beberapa penelitian
epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih
lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan
bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State
Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang
selama paling sedikit 10 menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan
yang membantu memerangi kanker.
e. Bawang
Putih dan Kehamilan
Riset terbaru
menunjukkan bahwa menkonsumsi bawang putih selama kehamilan mengurangi resiko
komplikasi kehamilan pre-eclampsia (meningkatkan tekanan darah kandungan
protein dalam urine). Studi–studi juga mengungkapkan bahwa bawang putih juga
membantu menaikkan lambatnya berat badan bayi yang terlalu kecil. Riset
dilakukan oleh Dr. D. Sooranna, Ms J. Hirani dan Dr. I Das di Academic
Department of Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in
London UK. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eclampsia dan kelambatan
pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi tablet bawang putih
secara standar selama masa kehamilan dapat mengurangi kemungkinan–kemungkinan
komplikasi pada kelahiran. Mereka memfokuskan pada kelambatan pertumbuhan pada
bayi dan pre-eclampsia, kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu dan anak yang
terjadi pada kira–kira satu diantara sepuluh kehamilan.Eksperimen menunjukkan
bahwa menambahkan ekstrak bawang putih pada sel–sel plaasenta yang kemungkinan
menderita kondisi–kondisi tersebut terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan.
Lebih jauh lagi, kegiatan enzim–enzim penting yang berkurang pada kehamilan
tidak normal juga sangat meningkat dengan diberikannya bawang putih.
f.
Sebagai Penyembuh Wasir
Pertama bersihkan
dulu daerah anus dan sekitarnya dengan air hangat dan sabun, oleskan
jus/beberapa siung bawang putih yang sudah dimemarkan sebanyak 3-5 kali pada
anus yang telah dibersihkan, tunggu beberapa menit lalu bersihkan.
g. Meningkatkan
Stamina
Setelah
dikaji secara mendalam, ternyata bawang putih dapat menjadi sumber stamina dan
kekuatan fisik yang tinggi. Walaupun sebelumnya mereka jarang sekali sakit,
tiba-tiba mereka mudah terserang flu, orang – orang seperti inilah yang
terutama membutuhkan daya pembangun stamina yang terdapat di bawang putih.
Orang-orang yang mudah lelah seharusnya menambah stamina mereka dengan makan
sedikit bawang putih setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Caranya, bisa
kita campurkan dalam olahan masakan kita dan menelannya.
g. Mengontrol Gejala Diabetes
Diabetes
mellitus adalah suatu penyakit bawaan yang ditandai oleh tak cukupnya insulin
di dalam tubuh, sebagai akibat kelebihan gula di dalam darah dan urine, serta
kelaparan yang hebat dan kehausan. Penderitanya selalu ingin makan yang
manis-manis, dan walaupun ia suka makan yang manis-manis dan makanan lainnya,
berat badan cenderung berkurang. Gejala utamanya, menurunnya daya tahan tubuh
terhadap kuman dan bakteri gangguan kulit serta berkurangnya gairah seksual,
penyakit usus dan pembuluh darah. Penggunaan bawang putih secara bijaksana
dalam diet merupakan salah satu cara mendapatkan manfaat terbesar dari makanan
yang dimakan dengan demikian menyumbang pada kondisi tubuh yang baik.
Ø Cara
pembuatannya
Bahan: 3
siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu
secukupnya;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.
secukupnya;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.
2. Komposisi
dari jahe
Minyak atsiri zingiberena (zingirona),
zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit.Sifat
khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe
disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas.
Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma
jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan
sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa
pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 – 3 persen. Komponen
utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan
zingiberol. Rimpang jahe juga mengandung minyak damar, mineral sineol,
fellandren, kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol (misalnya di
bagian-bagian merah), zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, C
dan protein. Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan
mengandung terpen, fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan
zingiberen, zingeron damar, pati.
Ø Khasiat
jahe
Menurunkan darah tinggi
Jahe dapat memperlebar pembuluh
darah dan merangsang pelepasan hormon adrenalin. Akibatnya, darah dapat
mengalir cepat dan lancar sehingga darah tinggi bisa teratasi.
Memperlancar proses pencernaan
Kandungan enzim protease dan lipase
dapat membantu mencerna protein dan lemak dalam tubuh.
Membersihkan darah kotor
Jahe dapat membersihkan darah kotor
sehingga dikeluarkan dari tubuh, dan juga meningkatkan produksi keringat
sehingga menjadikan orang yang mengkonsumsinya lebih sehat.
Menambah nafsu makan
Kandungan minyak gingerol dalam jahe
dapat memblok serotonin, hormon yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah, sehingga menambah nafsu makan, memperkuat otot usus, mengatasi batuk,
dan banyak lagi manfaat lain.
Mencegah penggumpalan darah
Dengan kandungan gingerol yang
menjadi antikoagulan, jahe juga dapat mencegah penggumpalan darah.
Mencegah radikal bebas
Antioksidan dalam jahe bisa
menetralkan radikal bebas, yang berarti mengurangi resiko penuaan dini.
Ø Pembuatan ramuan jahe
Sedangkan rimpangnya ditumbuk dan direbus dalam air
mendidih selama lebih kurang ½ jam,
kemudian airnya dapat diminum sebagai obat
3. Komposisi
dari daun sirih
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak
terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula
dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman,
antioksidasi dan fungisida, anti jamur.
Ø Khasiat
daun sirih
Sirih berkhasiat menghilangkan
bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat
menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit,
dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan,
mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan
perdarahan dan khasiat lain seperti menghilangkan batuk, sariawan, bronchitis, jerawat,
keputihan, sakit gigi,demam berdarah, bau mulut, asma, radang tenggorokan, gusi
bengkak, membersihkan mata,dan bau ketiak.
Ø Cara pembuatan ramuan
Rebus
tujuh lembar daun sirih yang telah dicuci bersih bersama sepotong gula batu
dalam dua gelas air bersih. Tunggu sampai tersisa menjadi satu gelas. Minum
tiga kali sehari masing-masing sepertiga gelas.
4. Komposisi
dari Jeruk nipis
Pada
umumnya masyarakat sudah banyak mengetahui akan kandungan vitamin C nya yang
cukup besar tersebut. Namun ternyata masih banyak lagi kandungan-kandungan dari
buah ini seperti halnya mineral yang dikandungnya. Dalam penelitian menunjukkan
pada setiap 100 gram buah jeruk terdapat :
- asam askorbat 49
mg
- besi 0,4 mg
- fosfor 23 mg
- kalsium 33 mg
- mineral 0,5 g
- karbohidrat 11,4 g
- lemak 0,2 g
- protein 0,9 g-
kalori 51 kal, Dll
Ups
masih banyak lagi ternyata, dalam penelitian tersebut juga menunjukkan
kandungan lain yang di dalamnya seperti vitaim B1, belerang, asam sitrun,
glikosida, damar, minyak atsiri (meliputi : nildehid, aktilaldehid,
linali-lasetat, gerani-lasetat, kadinen, lemon kamfer, felandren, limonen,
sitral), asam amino (lisin, triptofan), asam sitrat,.
Ø khasiat
jeruk nipis
Khasiat
jeruk nipis yaitu untuk mengobati amandel,sakit batuk,ambeien,influenza,batu
ginjal,defteri,demam atau flu,tekanan darah tinggi,dating bulan yang tidak
teratur,radang tenggorokan,kurap,vertigo,sakit gigi,pegal
linu,setamin.mengurangi rasa cape.
Ø Cara
pembuatan ramuan
Potong
3 buah jeruk nipis masak, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 1/2 cangkir
air panas, tambahkan 1 sendok makan madu sambil diaduk rata. Selagi hangat,
gunakan ramun ini untuk berkumur selama 2-3 menit. Lakukan 3 kali sehari.
5. Komposisi
dari daun Sambilo
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : :
Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan
usus kecil. KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang
terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid,
14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat
flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam
kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu
polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan
apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai
hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik).
Ø Khasiat
daun sambiloto
Untuk
mengobatin penyakit Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler,
tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria,
radang paru (pneumonia), radang saluran nafas (bronchitis), radang ginjal
(pielonefritis), radang telingah tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
demam, kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus), TB paru,
skrofulderma, batuk rejan (pertusis) sesak nafas, leptospirosis, darah tinggi,
kusta, keracunan jamur, keracunan singking, keracunan tempe bongkrek, keracunan
makanan laut. Kanker, penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola
hidatidosa) tumor paru.
Ø Cara
pembuatan ramuan
Bubuk
kering herba sambiloto 4,5 gr diseduh dengan air panas. Setelah dingin, tambahakan madu secukupnya. Minum sekali.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Doenges.
E Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer,
Arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta : Media
Aesculapius
Alsagaff,
hood,abdul mukty.2006.Dasar-dasar ilmu penyakit paru.Surabaya.Air Langga
University Press.
Onions-A global benefit
to health.2002. Phytotherapy Research, 16(7):603-615)http://onlinelibrary.wiley.com/doi/doi/10.1002/ptr.1222/qbstract
"Seaweed and Soy:
Companion Foods in Asian Cuisine and Their Effects on Thyroid Function in
American Women".2007. Journal of Medical Food, 10(1): 90-100
informasi bagus buat saya yang selalu membutuhkan informasi tentang kesehatan terimakasih ya,saya juga menjual obat herbal terbuat dari mangis bai untuk meningkatkan daya taha tubuh.
BalasHapus